May 27, 2010

Marah Kepada Tuhan?

Banyak lagu rohani yang liriknya berbicara tentang kebaikan Tuhan. Memuja Tuhan karena Dia baik; bahkan amat baik. Tentu itu benar. Namun, kita masih boleh bertanya tentang pernyataan bahwa Tuhan itu baik. Baik kepada siapa? Tuhan itu dipuji sebagai Allah yang baik, tetapi baik kepada siapa? Kebanyakan jawabannya adalah: kepada saya. Lantas, bagaimana jika Tuhan baik kepada orang lain? Bahkan, baik kepada orang yang menurut kita tak pantas menerima kebaikan Tuhan?

Kisah Yunus menjawabnya, melalui sikap sang nabi itu sendiri. Yunus marah—marah kepada Tuhan. Yunus tidak dapat menerima bahwa Tuhan baik kepada Niniwe; kota jahat yang bertobat itu. Malapetaka urung dijatuhkan. Yunus sungguh kesal, marah, dan protes keras sampai minta mati (ayat 3,8,9). Namun, Tuhan sabar mengajar Yunus. Pelan-pelan ia menyadarkan nabi itu. Kisah Yunus mengajar kita tentang kebaikan Tuhan dalam cakrawala yang lebih lebar. Kebaikan Tuhan tidak hanya untuk saya, tetapi juga untuk Anda, untuk dia, untuk mereka. Tuhan itu baik bagi semua orang.

Ingat cerita anak sulung yang marah ketika adiknya si bungsu pulang disambut bapanya dengan kebaikan (Lukas 15:28)? Itulah gambaran sikap kebanyakan orang, termasuk orang kristiani. Yakni, kerap merasa dirinya saja yang layak menerima kebaikan Tuhan. Dan “membuat daftar” tentang orang-orang yang tak pantas menerima kebaikan Tuhan. Akibatnya, jika sesama diberkati atau menerima kebaikan di hidupnya, ia gelisah dan marah. Belajarlah melihat kebaikan Tuhan kepada orang lain juga, sebab Dia baik kepada semua orang.

Sumber:[Pipi Agus Dhali]--[www.renunganharian.net].

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa, tinggalkan komentar anda di sini